Hilang.

 Pada saat tengah malam itu tiba tiba aku teringat sebuah percakapan antara aku dan sahabatku


Kamu mau tau apa yang tidak kusukai didunia ini? Tanyaku dengan senyum yang masih tersemat dibibirku.



"Iya, Apa?" Jawabmu singkat


"Kehilangan" jawabku dengan sendu


"Bukannya itu suatu kepastian?" Kau bertanya kembali


"Iya, tapi dari sekian perasaan, situasi itulah yang paling menyakitkan"


Percakapan mengenai kehilangan ini, tidak hanya sekali kuperbincangkan dengan seseorang, bahkan dengan seseorang yang lain aku pernah berkata


"Jika sesuatu pergi, sepertinya masih bisa dicari, tapi jika hilang mau bagaimana...?"


Beberapa potongan adegan masa lalu kerap kali hadir diwaktu waktu sunyi seperti di jam sekarang yang menunjukkan pukul 00.02 Wita. Baru saja diberanda sosial mediaku menampilkan sebuah video dengan backsound sebuah lagu bertajuk tentang perpisahan dan kehilangan, entah bagaimana aku sempat membeci lagu itu..


Bukan. Bukan karena liriknya yang terlampau sedih, atau penciptaannya yang buruk, sama sekali bukan.


Tapi dengan alasan yang memang agak tidak masuk akal bagi sebagian orang (mungkin). Aku tidak menyukainya karena lagu ini menyakitiku, aku sempat tak ingin mendengarkannya bahkan tidak ada sedikitpun niatan mengetik judul lagu itu dipencarian platform musik manapun. Lagu itu pernah menjadi bagian saksi bahwa patah hati hadir sebagai bagian episode hidupku.


Seperti yang kukatakan diatas, aku hanya 'sempat' ,bukan benar-benar membencinya sampai akhir.


Bahkan setiap lagu itu ada yang memutarnya, aku sudah bisa biasa saja dan tidak menghiraukannya. Aku baru kali ini menemui diriku terpengaruh oleh perasaan tidak asing yang dinamakan luka tetapi rasanya lebih sakit dari biasanya, bagaimana bisa hanya karena sebuah lagu malah membuka memori lama beserta isi lukanya.


Lagu itu tentang kehilangan, sama persis kejadian satu tahun lalu, sedari awal aku tak pernah memiliki, aku sudah kehilangannya dan kini aku melepasnya. Kumohon pulanglah sebagaimana artian pulang sebenarnya.


 Aku sudah tidak ingin lagi menjadi peduli akan dirimu.

Aku sudah tidak ingin lagi menjadi bagian darimu.

Aku sudah tidak ingin lagi menjadikanmu alasan untukku bertahan.


Kurasa cukup.

Cerita kita yang lalu hanyalah bagian pelajaran, aku sudah cukup lelah kurasa jika harus mempertahankan hal yang sudah seharusnya kutinggalkan sejak awal. Aku memilih biasa hingga terbiasa. Aku memilih jauh hingga tak terjangkau.


Tuan, Aku menyerah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Us Apa Kabar?

Kehidupan Menginjak Dewasa

Nasgor Cendana.