Pamali naak
PAMALI Jar Kuitan…
Menjalani kehidupan baru sebagai Mahasiswa di sebuah
kota membuatku harus beradaptasi karena notabenenya Aku yang bersal dari desa
tepatnya disalah satu desa bernama Gambah Luar di Kota Kandangan Kabupaten Hulu
Sungai Selatan. Pada tanggal 11 September 2017 merupakan hari pertama Aku
menginjakkan kaki di kampus tertua di Kalimantan yaitu Universitas Lambung
Mangkurat di Kota Banjarmasin, itulah titik awal transisiku dari SMA ke bangku
perkuliahan serta perpindahan dari desa ke kota.
Kehidupan jauh dari orang tua membuatku harus
belajar mandiri dan bisa menjaga diri sendiri, dan harus bisa menjaga nama baik
orang tua apalagi kota dikenal sebagai tempat
yang keras, maka dari itu kita harus bisa memilah mana hal baik dan mana
yang buruk. Selama hidup didesa kehidupanku disana kental sekali aturan-aturan
dari orang tua yang memang harus kuturuti walaupun ada beberapa hal yang tidak
logis, namun karena orang tuaku kental akan aturan jaman dulu yang mungkin
sudah turun temurun dari keluarga membuatku terbiasa hingga akhirnya kehidupan
baru dikota membawa perubahan baru terhadap diriku.
Saat dirumah banyak sekali nasihat atau dalam bahasa
banjar disebut papadahan yang
diterapkan orang tua ku dan seringkali orang tua ku mengatakan jika kita melanggarnya
“pamali nak….” Misalnya saja seperti
pamali tidak menghabiskan nasi dipiring nanti nasinya menangis, sebenarnya
hingga saat ini Aku tidak pernah meliat nasi menangis akibat tidak dihabiskan
tapi itu semua ada maknanya yang membuat keluarga ku setiap makan harus
menghabiskan nasi walau hanya sebutir, namun kehidupan dikota memberikan
kenyataan lain, banyak orang orang di tempat-tempat makan menyisakan begitu
saja nasinya seringkali hal itu membuatku sedih karena diluar sana masih banyak
orang yang kesuitan makan.
Nasihat lain seperti saat menakar beras jangan lupa
mengisi kembali takarannya hal itu membuatku terbiasa melakukannya, namun saat
tinggal dikota Aku tidak melihat hal itu dilakukan teman-temanku, peringatan
orang tua ku yang lain sebenarnya banyak sekali dengan makna masing-masing yang
dijelaskan oleh orang tuaku seperti jangan duduk didepan pintu, jangan
berbaring di guling, jangan menjahit malam, jangan tidur pagi, jangan membaca
sambil berbaring, jangan menaruh piring berisi makanan diatas piring kosong,
jangan menjemur baju basah didalam rumah dan papadahan lainnya. Seiring berjalannya waktu dan kini Aku sudah
duduk di semester 4 Aku merasa peraturan yang diterapkan orang tua ku mulai
mengalami pelunturan untuk kuterapkan, hal itu Aku sadari disebabkan oleh
pengaruh lingkungan, dimana kota adalah tempat yang kita tahu sendiri sudah
modern dan hal-hal yang kadang tidak logis akan mudah tergerus, kuharap hal ini
tidak membawa pengaruh buruk padaku, semoga Aku dan kalian bisa memilah mana
yang baik dan buruk, pesanku ingat nasihat orang tua kalau mau sukses.
“Pamali
naak….”
Banjarmasin, 11
April 2019

Komentar
Posting Komentar