Kalau kucing bisa ngomong.

 


Entah apa yang dibicarakan anak kucing dengan motif belang sapi kepada ibunya yang belang dua tambah satu itu, sore itu pada tanggal 4 September 2022 aku mendatangi suatu tempat karena sesuatu hal kemudian datanglah dua makhluk imut ini, mereka mengobrol tapi tidak mengajakku, tapi kalau aku diajak aku tau aku tidak akan paham, mereka dengan bahasa hewannya, aku dengan manusia yang berharap mereka menjelaskan dengan bahasa manusia. 


Pernah gak sih kalian kepo dengan perbincangan kucing, pernah gak sih kalian curiga jangan-jangan mereka menggosipkan kita. Ahh aku tersenyum didalam hati, soalnya kalau senyum langsung takut dikira aneh senyum-senyum sendiri "hal yang seperti ini kupikirkan" ucapku yang lagi-lagi dalam hati. 


Terkadang aku pusing karena begitu sering memikirkan hal kecil yang sebenarnya tidak penting atau yaa entahlah, mungkin juga sangat penting. 


Kala itu saat mata kuliah filsafat ilmu dijelaskan, untuk pertama kalinya pikiranku menjalar-jalar akibat penjelasan tentang ketuhanan, rasanya otakku panas memikirkannya. Pertanyaan demi pertanyaan muncul dibenakku, 

apakah tuhan itu ada?

Dimana tuhan?

Bagaimana tuhan? 


Padahal sebelumnya aku tidak mempertanyakannya, karena aku tau, aku cukup mempercayainya. Titik sampai situ aja. 


Kemudian saat aku duduk sendirian di sebuah gazebo open space, aku menyendiri saat itu, soalnya kalau berdua artinya ada pasangan🤣. 

Saat itu aku terpikirkan bagaimana jika aku bisa mendengar suara angin, suara pohon, suara rumput yang bergoyang dan ada suara doi yang ngasih kabar. 


Kemudian saat mengetik tulisan di smartphone, aku membayangkan bagaimana jika Hp ini bisa nge print secara langsung, bukankah memudahkan pekerjaan, tapi sekarang teknologi begitu canggih, mengirim pekerjaan bisa melalui file dokumen saja secara online. 


Ada satu lagi sebuah pertanyaan yang sampai ini kupikirkan 


Apa benar orang cuma datang saat ada perlunya doang ??, katanya.... 


Bukannya sifat alamiah manusia jika memerlukan bantuan kemudian mencari pertolongan, siapa yg mau disalahkan kalau ada orang yang datang cuma karena ada maunya aja, memangnya ada orang iseng datang tanpa keperluan apapaun. 


Sakit kepala rasanya, berputar pada pernyataan dan pertanyaan tersebut, atau sebenarnya itu fakta?. 


Aaaa pernah gak sih kalian merasakan pikiran kalian berbincang begitu banyak, begitu berisik dan begitu melelahkan? 


Atau aku kembali mengobrol dengan kucing saja ya, kalau lagi stress ku ajak kucing nongkrong bareng tikus yang sering dikejarnya atau bareng anjing yang mengejarnya, biar dunia damai hingga ke dunia perhewanan. Bukankah terdengar nyaman? 


Terakhir kali aku berjalan sore, aku bertemu beberapa kucing dan aku menyapa mereka tapi mereka tak menyapaku balik. Ya sudah pikirku, tidak semua yang diberi perhatian akan memberi perhatian balik, "jangan berharap" mungkin itu yang kucing mau kasih pesan. 


Salam hangat dari manusia dengan segala kerumitannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Us Apa Kabar?

Kehidupan Menginjak Dewasa

Nasgor Cendana.