Surat untuk diriku
Gak tau kenapa rasanya malam ini Plong banget rasanya habis ngajak diri sendiri ngobrol. Mau bilang Capek dengan sesuatu hal tapi Saya tidak mau mengatakan kalau sekarang circle yang ada dihidup saya toxic. Karena mana tau sebenarnya hanya kita yang mengotak ngotakkan sesuatu.
Terkadang kalau kamu merasa semua salah, bagi saya tak papa untuk menjauh sejenak. Mungkin bagi saya tidak perlu mengatakan untuk alasan apa itu. Yang saya tau menjauh sejenak adalah space untuk saya dan sisi lain diri ini untuk introspeksi dulu. Walau kadang tak selalu menemukan solusi tapi yang kurasakan malam ini sambil mendengar rintikan hujan ini enak aja ada sesuatu juga yang saya sadari. Semua yang saya tau punya masalah. Semua punya sisi terendahnya masing2. Saya belajar menghargai ketika saya dan org sekitar saya merasa insecure, karena standar org terhadap dirinya atau pandangannya kepada org lain berbeda. Saya belajar menerima ketika orang lain memilih menyerah, karena bagi saya tidak selamanya menyerah adalah salah, peran saya disana tetap saya tunjukkan sebagai pendorong agar dia tetap melanjutkan atau bahkan menyelesaikan apa yang dia mulai. Setelah saya melaksanakan peran saya dia menerimanya ataupun tidak yang saya pikir itu adalah pilihanya. Saya belajar memaklumi ketika orang lain datang dan pergi disaat waktu yang mungkin tidak saya harapkan, dari sana saya belajar waktu kita dihidup ini sama 24 jam, hanya prioritas masing2 orang berbeda. Tidak papa bagi saya yang susah untuk memahami karena disetiap belahan bumi ini setiap org punya dua sisi. Jika ada diciptakan org yang bisa memahami artinya disisi lain ada jenis manusia yang selalu minta dimaklumi.
Tidak papa untuk berkata tidak! jika ada sesuatu hal yang membuat kita gak nyaman, karena sering kali sikap gak enakan justru membuat orang lain seenaknya.
Tidak papa untuk merasa badmood, emosi seringkali susah dikendalikan, yang awalnya senang bisa tiba tiba marah bahkan sedih. Asal satu jangan sampai ada perbuatan atau kata kata yang nyakitin orang lain.
Tidak papa untuk terkadang kamu marah ketika sesuatu tak berjalan sesuai rencanamu, tapi bukan berarti kamu tak mengambil sisi positif dari kegagalan itu, coba ingat lagi berapa perbandingan antara sesuatu yang gagal itu dengan hal yang patutnya kamu syukuri.
Tidak papa untuk tak baik baik saja hari ini, kamu juga berhak merasakan kebahagiaan memang, tapi tidak semua hal baik baik saja tentang bahagia, bisa saja justru kepergian sesuatu adalah hal yang terbaik untukmu.
Jika kamu membacanya saat ini, saya hanya ingin kamu tahu dihidup ini, didunia ini, yang membedakan kamu dengan manusia lain adalah rasa empati kamu. Kamu bisa membuat orang lain tertawa hari ini, kamu bisa bersosialisasi dalam bentuk apapun, kamu boleh dikatakan baik, tapi kalau kamu tak bisa berempati, saya rasa kamu harus mulai belajar untuk itu.
Saya sadar tulisan ini tidak terstruktur, tapi inilah saya sebagai dirimu, jangan takut menghadapi masalah, ingat selain kesabaran semua ada batasnya kan?.
Tidak apa kalau kamu menangisi sesuatu yang mungkin tak orang lain tahu, menangis bukanlah hal yang lemah, itu hanya bentuk ekspresi atas rasa sedih dan lukamu.
Saya rasa dan saya harap kamu menyadarinya, tidak semua orang membutuhkan peranmu dan tidak semua orang akan mengabaikanmu. Adaptasi adalah hal yang terbaik yang bisa kamu lakukan. Seringkali saya sadari, saya terlalu berharap akan sesuatu, dan disamping itu saya sadar saya bukan yang terbaik untuk orang atau hal tersebut, maka saya akan berusaha lagi memperbaiki diri. Anggap saja itu mungkin bukan passionmu atau justru kamu yang kurang berusaha.
Seringkali mungkin kamu membandingkan dirimu dengan orang lain, tapi kuharap sekarang kamu sadar dirimu adalah kamu, kamu berhak menentukan bagaimana kamu mendapatkan sisi nyaman atas dirimu tanpa menggunakan standar orang lain.
Jika kamu adalah orang yang masih menganggap rendah dirimu, Saya harap kamu lebih menghargai dirimu. Tuhan menciptakanmu dalam bentuk yang sebaik baiknya.
Kamu menyadari hidup bukan hanya tentang dirimu. Kamu tidak bisa menganggap masalahmu lebih berat dibandingkan si A. Kamu hanya tahu ceritanya, kamu mungkin paham, tapi kamu bukan orang yang menjalaninya. Kembali lagi soal bagaimana kamu ber empati dalam hidup ini.
Saya tidak dapat menebak
Mungkin akan ada banyak tawa, tangis, marah, kesal, dan rasa lain yang akan menemanimu menjalani hidup ini. Tapi disanalah seninya. Sampai kamu mengetik ini, saya bangga denganmu, masih bertahan sampai disini. Masih mau berjuang untuk segalanya. Mungkin tidak seberapa tapi saya sangat berterimakasih atas juangnya, atas tawanya, atas air matanya, atas kuatnya.
Maaf jika saya sering menyakiti diri sendiri, maaf jika saya sering mengabaikan hal yang seharusnya saya laksanakan untuk kebahagiaan diri sendiri, maaf jika selama ini sering mengeluh, maaf jika sering ingin menyerah dan mengakhiri semua.
Tolong kamu lebih kuat lagi dalam versi dirimu. Bawa semua hal positif dirimu untuk orang lain. Senyummu adalah nilai positif yang saya syukuri hingga hari ini.
Kuharap kamu tetap menjadi dirimu yang selalu mau belajar.
Minggu, 27 Sept 2020
22:16
Komentar
Posting Komentar